PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH
Mirinda Retno Wulandari1*, Jihada Rizqi Priyono2, Giacinta Swasti Anindyajati3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, Sumbersari, Krajan Timur, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
Email: mirindaretnow@gmail.com
ABSTRAK
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu tanaman. Hal ini dikarenakan
bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah Corganik.
Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun seiring dengan waktu akibat proses dekomposisi dan mineralisasi, maka sewaktu
pengolahan tanah, penambahan bahan organik mutlak harus diberikan. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan kapasitas tukar.
Praktikum acara 8 mengenai Penetapan Bahan Organik Tanah dengan Metode Kurmis dilaksanakan pada hari Selasa, 13 November 2018 bertempat di
Laboratorium Kimia Tanah, Gedung Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami cara
menetapkan kadar bahan organik tanah melalui metode kurmis atau spektofotometer serta hubungannya dengan sifat kimia tanah. Praktikum kali ini
menggunakan alat dan bahan seperti timbangan analitis, labu ukur volume 100 ml, pipet, spektofotometer, larutan K2Cr207, HSO4, larutan standar 50000
ppm. Metode yang digunakan yaitu menggunakan spektofotometer dengan melihat perubahan/ perbandingan warnah yang terdapat dalam larutan. Semakin
hijau larutan tersebut maka kandungan bahan organik semakin banyak atau setara. Hasil yang didapatkan yaitu hasil kandungan C organik dan bahan
organik dalam tanah dari setiap kelompok berbeda-beda. Tanah yang digunakan tanah terusik yang telah diambil dari berbagai daerah dengan vegetasi yang
berbeda juga. Kandungan C organik serta bahan organik tertinggi berada pada tanah di daerah Antirogo dengan vegetasi jagung dari kelompok 3.
kandungan C organik dan bahan organik terendah berada pada tanah di daerah Semeru dengan vegetasi sengon dari kelompok 2. Perbedaan kandungan C
organik dan bahan organik pada kelompok 1, 2, dan 4 tidak terlalu siginifkan tetapi perbedaan yang terlihat signifikan adalah antara kelompok 3 dengan
kelompok 1, 2, dan 4. Selanjutnya data dianalisis dan dioleh menggunakan analisis statistika deskriptif.
Keywords: Bahan organik, metode kurmis, spektrofotometer.
How to citate: Wulandari, M.R., J.R. Priyono, G.S Anindyajati. 2018. Penetapan Bahan Organik Tanah. Sains Tanah, 1(8):1-3.
Butuh laporan lengkap? Klik disini
Mirinda Retno Wulandari1*, Jihada Rizqi Priyono2, Giacinta Swasti Anindyajati3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, Sumbersari, Krajan Timur, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
Email: mirindaretnow@gmail.com
ABSTRAK
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu tanaman. Hal ini dikarenakan
bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah Corganik.
Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun seiring dengan waktu akibat proses dekomposisi dan mineralisasi, maka sewaktu
pengolahan tanah, penambahan bahan organik mutlak harus diberikan. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan kapasitas tukar.
Praktikum acara 8 mengenai Penetapan Bahan Organik Tanah dengan Metode Kurmis dilaksanakan pada hari Selasa, 13 November 2018 bertempat di
Laboratorium Kimia Tanah, Gedung Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami cara
menetapkan kadar bahan organik tanah melalui metode kurmis atau spektofotometer serta hubungannya dengan sifat kimia tanah. Praktikum kali ini
menggunakan alat dan bahan seperti timbangan analitis, labu ukur volume 100 ml, pipet, spektofotometer, larutan K2Cr207, HSO4, larutan standar 50000
ppm. Metode yang digunakan yaitu menggunakan spektofotometer dengan melihat perubahan/ perbandingan warnah yang terdapat dalam larutan. Semakin
hijau larutan tersebut maka kandungan bahan organik semakin banyak atau setara. Hasil yang didapatkan yaitu hasil kandungan C organik dan bahan
organik dalam tanah dari setiap kelompok berbeda-beda. Tanah yang digunakan tanah terusik yang telah diambil dari berbagai daerah dengan vegetasi yang
berbeda juga. Kandungan C organik serta bahan organik tertinggi berada pada tanah di daerah Antirogo dengan vegetasi jagung dari kelompok 3.
kandungan C organik dan bahan organik terendah berada pada tanah di daerah Semeru dengan vegetasi sengon dari kelompok 2. Perbedaan kandungan C
organik dan bahan organik pada kelompok 1, 2, dan 4 tidak terlalu siginifkan tetapi perbedaan yang terlihat signifikan adalah antara kelompok 3 dengan
kelompok 1, 2, dan 4. Selanjutnya data dianalisis dan dioleh menggunakan analisis statistika deskriptif.
Keywords: Bahan organik, metode kurmis, spektrofotometer.
How to citate: Wulandari, M.R., J.R. Priyono, G.S Anindyajati. 2018. Penetapan Bahan Organik Tanah. Sains Tanah, 1(8):1-3.
Butuh laporan lengkap? Klik disini
Comments
Post a Comment