UJI KESEHATAN BENIH
Arya Wiranegara1*, Giacinta Swasti A2, Alifiana Rezi K3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto Sumbersari, Krajan Timur, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
Email: aryawiranegara03@gmail.com
ABSTRACT
Seed health test is carried out to determine the health status of a seed. Seed health test can be carried out among others, before the seeds are stored, regular
checks scheduled during storage, and before the seeds are planted or distributed. Seed health testing among others can also be used to minimize risks due to
seed-borne diseases, evaluate the effects of a chemical, evaluate the health status of seeds before distribution, quarantine plants to prevent an illness, determine
control strategies for an illness, survey the spread of a pathogen or disease and so on. Practices of Seed Health Test are conducted on Tuesday, November 6,
2018 at the Agrobiotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Jember at 09.50- finish. The method in this practicum used 2 types, namely
the incubation method (Blotter Test) and the non-incubation method (Examination of dry seeds). In the incubation and non-incubation method is used corn
seeds. In the incubation method, corn seeds are placed in a petri dish and inserted into the incubator for 7 days and observed when D+2, D+3, D +5 and D +7
and observe whether there are fungi or dead seeds. The non-incubation method is done manually, namely by sorting 200 grams of corn seeds into 2 categories
namely healthy and sick seeds. The sick seed is characterized by differences in color, spots, abnormal seed size, and the presence of dirt that attaches to the
seeds. The results of the non-incubation test obtained a number of healthy seeds as many as 500 seeds and sick seeds as many as 1500 seeds. The method
used in the practicum is descriptive statistical analysis.
Keywords: Fungi, health test, incubation, non incubation.
ABSTRAK
Pengujian kesehatan benih dilakukan untuk mengetahui status kesehatan dari suatu benih. Pengujian kesehatan benih dapat dilakukan antara lain pada saat
sebelum benih disimpan, pemeriksaan rutin yang terjadwal selama penyimpanan, dan sebelum benih ditanam atau didistribusikan. Pengujian kesehatan
benih antaralain dapat juga digunakan untuk meminimalkan resiko akibat penyakit terbawa benih, mengevaluasi efek dari suatu bahan kimia, mengevaluasi
status kesehatan benih sebelum didistribusikan, karantina tumbuhan untuk mencegah suatu penyakit, menentukan strategi pengendalian dari suatu penyakit,
survey penyebaran suatu pathogen atau penyakit dan lain sebagainya. Praktikum Uji Kesehatan Benih dilakukan pada hari Selasa, 6 November 2018
bertempat di Laboratorium Agrobioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada pukul 09.50- selesai. Metode yang digunakan pada praktikum
kali ini menggunakan 2 jenis yaitu metode inkubasi (Blotter Test) dan metode non inkubasi (Pemeriksaan biji kering). Pada metode inkubasi dan non
inkubasi, benih yang digunakan adalah benih jagung. Pada metode inkubasi, benih jagung diletakkan didalam cawan petri dan dimasukkan kedalam
incubator selama 7 hari dan dilakukan pengamatan saat H+2, H+3, H+5 dan H+7 serta mengamati apakah ada jamur atau benih yang mati. Pengujian
menggunakan metode non inkubasi dilakukan secara manual yaitu dengan memilah- milah 200 gram benih jagung kedalam 2 kategori yaitu benih yang
sehat dan sakit. Benih yang sakit ditandai dengan adanya perbedaan warna, bercak, ukuran benih yang tidak normal, serta adanya kotoran yang menempel
pada benih. Hasil dari pengujian secara non inkubasi didapatkan jumlah benih sehat sebanyak 500 benih dan benih sakit sebanyak 1500 benih. Metode yang
digunakan pada praktikum adalah analisa statistika deskriptif.
Kata Kunci: inkubasi, jamur, non inkubasi, uji kesehatan.
How to citate: Wiranegara, A., G.S. Anindyajati, A.R. Kusdiyanti. 2018. Uji Kesehatan Benih. Berkala Ilmiah Pertanian, 1(4): 1-3.
Butuh laporan lengkap? Klik disini
Arya Wiranegara1*, Giacinta Swasti A2, Alifiana Rezi K3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto Sumbersari, Krajan Timur, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
Email: aryawiranegara03@gmail.com
ABSTRACT
Seed health test is carried out to determine the health status of a seed. Seed health test can be carried out among others, before the seeds are stored, regular
checks scheduled during storage, and before the seeds are planted or distributed. Seed health testing among others can also be used to minimize risks due to
seed-borne diseases, evaluate the effects of a chemical, evaluate the health status of seeds before distribution, quarantine plants to prevent an illness, determine
control strategies for an illness, survey the spread of a pathogen or disease and so on. Practices of Seed Health Test are conducted on Tuesday, November 6,
2018 at the Agrobiotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Jember at 09.50- finish. The method in this practicum used 2 types, namely
the incubation method (Blotter Test) and the non-incubation method (Examination of dry seeds). In the incubation and non-incubation method is used corn
seeds. In the incubation method, corn seeds are placed in a petri dish and inserted into the incubator for 7 days and observed when D+2, D+3, D +5 and D +7
and observe whether there are fungi or dead seeds. The non-incubation method is done manually, namely by sorting 200 grams of corn seeds into 2 categories
namely healthy and sick seeds. The sick seed is characterized by differences in color, spots, abnormal seed size, and the presence of dirt that attaches to the
seeds. The results of the non-incubation test obtained a number of healthy seeds as many as 500 seeds and sick seeds as many as 1500 seeds. The method
used in the practicum is descriptive statistical analysis.
Keywords: Fungi, health test, incubation, non incubation.
ABSTRAK
Pengujian kesehatan benih dilakukan untuk mengetahui status kesehatan dari suatu benih. Pengujian kesehatan benih dapat dilakukan antara lain pada saat
sebelum benih disimpan, pemeriksaan rutin yang terjadwal selama penyimpanan, dan sebelum benih ditanam atau didistribusikan. Pengujian kesehatan
benih antaralain dapat juga digunakan untuk meminimalkan resiko akibat penyakit terbawa benih, mengevaluasi efek dari suatu bahan kimia, mengevaluasi
status kesehatan benih sebelum didistribusikan, karantina tumbuhan untuk mencegah suatu penyakit, menentukan strategi pengendalian dari suatu penyakit,
survey penyebaran suatu pathogen atau penyakit dan lain sebagainya. Praktikum Uji Kesehatan Benih dilakukan pada hari Selasa, 6 November 2018
bertempat di Laboratorium Agrobioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada pukul 09.50- selesai. Metode yang digunakan pada praktikum
kali ini menggunakan 2 jenis yaitu metode inkubasi (Blotter Test) dan metode non inkubasi (Pemeriksaan biji kering). Pada metode inkubasi dan non
inkubasi, benih yang digunakan adalah benih jagung. Pada metode inkubasi, benih jagung diletakkan didalam cawan petri dan dimasukkan kedalam
incubator selama 7 hari dan dilakukan pengamatan saat H+2, H+3, H+5 dan H+7 serta mengamati apakah ada jamur atau benih yang mati. Pengujian
menggunakan metode non inkubasi dilakukan secara manual yaitu dengan memilah- milah 200 gram benih jagung kedalam 2 kategori yaitu benih yang
sehat dan sakit. Benih yang sakit ditandai dengan adanya perbedaan warna, bercak, ukuran benih yang tidak normal, serta adanya kotoran yang menempel
pada benih. Hasil dari pengujian secara non inkubasi didapatkan jumlah benih sehat sebanyak 500 benih dan benih sakit sebanyak 1500 benih. Metode yang
digunakan pada praktikum adalah analisa statistika deskriptif.
Kata Kunci: inkubasi, jamur, non inkubasi, uji kesehatan.
How to citate: Wiranegara, A., G.S. Anindyajati, A.R. Kusdiyanti. 2018. Uji Kesehatan Benih. Berkala Ilmiah Pertanian, 1(4): 1-3.
Butuh laporan lengkap? Klik disini
Comments
Post a Comment